Teknik Penyuntikan Tiram Mutiara . adalah cara memperbanyak mutiara dengan cara buatan, dengan cara penyuntikan tiram diharapkan akan mendapatkan mutiara-mutiara dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik. Cara Pembenihan Tiram Mutiara. Menurut (Alam Ikan 1),jenis-jenis tiram mutiara yang terdapat di Indonesia adalah: Pintada maxima, Pinctada margaritefera, Pinctada fucata, Pinctada chimnitzii, dan Pteria penguin. Di beberapa daerah Pinctada fucata dikenal juga sebagai Pinctada martensii. Sebagai penghasil mutiara terpenting adalah tiga spesies, yaitu, Pinctada maxima, Pinctada margaritifera dan Pinctada martensii. Sebagai jenis yang ukuran terbesar adalah Pinctada maxima.
Dalam penyuntikan tiram mutiara perlu persiapan yang harus diperhatikan yaitu; Seleksi tiram, pemuasaan dan persiapan alat/bahan Insersi
Berikut cara membuat mutiara dengan budidaya tiram :
Seleksi Benih siap OperasiBerikut cara membuat mutiara dengan budidaya tiram :
Sebelum melaksanakan operasi atau penyuntikan, terlebih dahulu benih tiram diseleksi. Tiram yang akan di operasi harus memenuhi syarat yaitu, berumur 1,5 – 2 tahun dan berukuran 10 – 15 cm, serta tiram dalam kondisi sehat atau tidak cacat dan dalam keadaan bersih.
Baca Juga : Cara Budidaya Rumput Laut Metode Apung
Tiram yang akan dioperasi terlebih dahulu dilakukan pemuasaan (Yokusei), yang tujuannya Yokusei / pemuasaan tiram adalah untuk mengurangi jumlah plankton yang dimakan agar tubuh tiram menjadi cukup lemas, dengan cara ini pada saat operasi tiram tersebut tidak terlalu kuat mengadakan reaksi terhadap sakitnya sayatan pada gonadnya.
Benih tiram yang di Yokusei, dimasukkan ke pocket keranjang lalu dibungkus menggunakan waring ukuran 1 mm. Pemuasaan dilakukan selama 3 – 5 hari, setelah itu tiram diangkat dari perairan dan pembungkus dibuka, baru kemudian memulai penyuntikan.
Alat dan Bahan Insersi
Ada beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan operasi yaitu ;Alat Operasi
- Hikake (Penahan)
- Piseto
- SONYUKI dan SHAIBO OKURI (Pemasuk Inti dan pemasuk mantel)
- MESU (pisau operasi)
- DONYUKI (pembuka torehan)
- SONYUKI (pembuka mantel
- HERA dan KAI KOKI (pembuka mantel dan Forcep)
- SHAIBOHASAM (Gunting,pemotong mantel)
- Siput donor
- Siput siap operasi
- Nukleus
- Kegiatan Insersi
- Pemotongan mantel
- Pengambialan Inti
- Pemasukan Inti
Setelah pemasangan inti selesai dilakukan, segera masukkan kembali tiram yang sudah dioperasi ke dalam pocket keranjang dan digantung di rakit pemeliharaan atau harus dengan segera dimasukkan ke dalam air dengan perlakuan yang sangat hati – hati untuk diistirahatkan.
Selama ± 3 bulan setelah pemasangan inti, dalam 3 hari sekali posisi tiram dibolak balik, itu biasanya di sebut masa Tento, yaitu posisi tiram yang tadinya domersal, tiga hari kemudian dibalik ke posisi samping, tiga hari berikutnya menghadap kebawah, begitu seterusnya selama masa tento. Dan kebersihannya tetap dijaga dari gangguan organisme.
Setelah masa pemeliharaan 18-24 bulan, panen dapat dilakukan dengan terlebih dahulu pengambilan contoh untuk memperkirakan besarnya ukuran mutiara yang diinginkan. Biasanya ditemukan bentuk–bentuk mutiara yang tidak bundar sempurna, bahkan ada bentuk lonjong barouk dan bintik-bintik/spol, hal ini dapat terjadi karena kurang cermatnya penanganan dalam masa pemeliharaan.
Ciri - Ciri dan Morfologi Tiram Mutiara :
Tiram mutiara memiliki cangkang yang tidak simetris dan sangat keras, tetapi seluruh organ tubuhnya sama sekali tidak bertulang dan sangat lunak. Tiram mutiara (Pinctada maxima) secara taxonomis dimasukkan kedalam Kingdom Invertebrata, yang berarti hewan tak bertulang belakang dan Phyllum Mollusca yang berarti bertubuh lunak.
Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tetapi di balik kekokohan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur segala aktivitas kehidupan dari tiram itu sendiri. Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat cangkang yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar dari benturan maupun serangan hewan lain. Disamping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu pasang dan mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat mother of pearl atau lapisan induk mutiara serta nacre yang dapat membentuk lapisan mutiara.
Kulit mutiara (Pinctada maxima) ditutupi oleh sepasang kulit tiram (Shell, cangkan), yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan agak pipih, sedangkan kulit sebelah kiri agak cembung. Specie ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan anterior-posterior hampir sama sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang semacam engsel berwarna hitam. Yang berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang.
Cangkang tersusun dari zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar. Sel epitel luar ini juga menghasilkan kristal kalsium karbonat (Ca CO3) dalam bentuk kristal argonit yang lebih dikenal sebagai nacre dan kristal heksagonal kalsit yang merupakan pembentuk lapisan seperti prisma pada cangkang.
Bentuk cangkang bagian luar yang keras apabila dipotong atau dibelah secara melintang, maka ada tiga lapisan yang akan tampak, yaitu lapisan periostrakum yang berada paling atas atau luar, dan lapisan prismatik yang terdapat di bagian tengah. Sedangkan lapisan yang agak ke dalam yang berhubungan dengan organ dalam disebut lapisan nacre atau lapisan mutiara.
Ketiga lapisan tersebut, jika dilihat dari zat penyuusunnya masing-masing adalah sebagai berikut :
- Lapisan periostrakom adalah lapisan kulit terluar yang kasar yang tersusun dari zat organic yang menyerupai tanduk.
- Lapisan prismatik, adalah lapisan kedua yang tersusun dari Kristal-kristal kecil yang berbentuk prisma dari hexagonal caltice.
- Lapisan mutiara atau nacre adalah lapisan kulit sebelah dalam yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3).
Semoga Bermanfaat
0 Comments