Perairan atau suatu kolam atau pun tambak pastinya mengandung oksigen didalam air tersebut. Oksigen menjadi kebutuhan ikan yang hidup didalam kolam atau tambak tersebut. Maka perlu diketahui kadar oksigen terlarut didalamnya apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ikan. Kadar oksigen terlarut juga menjadi salah satu parameter dalam menentukan kualitas air.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) ataupun disebut kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan suatu kadar oksigen di dalam air yang akan menentukan atau menjadi parameter penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air.
Kadar DO atau oksigen terlarut yang ada didalam air dapat ditentukan apabila :
Dengan dilakukan suatu Pengukuran DO diharapkan akan mendapatkan kadar yang baik, karena Kadar DO bertujuan untuk mengetahui sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.
Selain itu dengan banyaknya kadar terlarut DO akan menentukan kemampuan air untuk membersihkan pencemaran air tersebut. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping parameter lain seperti kob dan kod.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) ataupun disebut kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan suatu kadar oksigen di dalam air yang akan menentukan atau menjadi parameter penting dalam analisis kualitas air.
Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air.
Kadar DO atau oksigen terlarut yang ada didalam air dapat ditentukan apabila :
- Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.
- Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Dengan dilakukan suatu Pengukuran DO diharapkan akan mendapatkan kadar yang baik, karena Kadar DO bertujuan untuk mengetahui sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.
Selain itu dengan banyaknya kadar terlarut DO akan menentukan kemampuan air untuk membersihkan pencemaran air tersebut. Oleh sebab pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping parameter lain seperti kob dan kod.
Bagaimana cara mengukur DO? siapkan Bahan-bahan pengukuran DO sebagai berikut :
Tabel Bahan Yang digunakan
Bahan | Ukuran | Keterangan |
---|---|---|
Botol BOD | 125 ml | |
MnSO4 | 1 ml | Mengikat oksigen dalam air sampel |
NaOH dalam KI | 1 ml | Mengikat oksigen dalam air sampel |
H2SO4 pekat | 1 ml | Mengurai oksigen dalam air sampel |
Na2S2O3 0,025 N | ? | Sebagai titran titrasi uji kelarutan oksigen |
Indikator amilum | 2 tetes | Sebagai indikator dalam uji kelarutan oksigen. |
Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar oksigen terlarut adalah
- Mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 125 ml (tidak boleh ada udara yang masuk),
- Kemudian menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI,
- Tutup botol tersebut dan kocok hingga larutan homogen dan terjadi endapan.
- Langkah selanjutnya menambahkan 1 ml H2SO4 pekat kemudian menutup botol BOD,
- kocok sampai endapan hilang dan larutan berwarna kuning,
- setelah itu memasukkan 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml.
- Melakukan titrasi dengan 0,025 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning muda.
- Menambahkan 2 tetes amilum, apabila timbul warna biru kemudian
- Melanjutkannya dengan titrasi Na2S2O3 0,025 N hingga bening.
Untuk mengetahui berapa jumlah volume titran dengan membaca skala penurunan titran dan memasukkan dalam rumus :
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.
Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator, sedangkan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer dan larutan ini disebut sebagai analit.
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik equivalen.
Mungkin kamu bertanya apabila kita menggunakan dua buah larutan yang tidak bewarna seperti H2SO4 dan NaOH dalam titrasi, bagaimana kita bisa menentukan titik equivalent?
Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi.
Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator fenolpthalein (pp). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi pun kita hentikan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:
V.N titran = V.N analit
Dimana V adalah volume dan N adalah normalitas. Kita tidak menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas dengan volume.
0 Comments