Kepiting bakau (Scylla serrata) mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Dalam budidaya kepiting bakau, diperlukan ketersediaan lahan bebas polusi, pengelolaan yang baik, serta benih yang unggul.
Untuk lahan pemeliharaan, tambak tradisional yang biasanya digunakan untuk memelihara bandeng atau udang bisa dimanfaatkan. Ada beberapa macam kepiting bakau yang bisa kita ketahui: Scylla oceanica: kepiting jenis ini warnanya agak kehijauan serta memiliki garis coklat di hampir semua bagian tubuhnya, terkecuali di bagian perutnya, Scylla serrata: kepiting jenis ini memiliki ciri khas warna keabu-abuan hingga hijau kemerah-merahan, Scylla transquebarica: jenis yang terakhir ini warnanya kehijauan hingga kehitaman dan terdapat sedikit garis coklat pada bagian kaki renangnya. Dibandingkan dua jenis kepiting lainnya, Scylla serrata memiliki ukuran lebih kecil di usia yang sama. Namun dibandingkan yang lain, jenis ini lebih bersaing dan diminati pembeli.
Untuk lahan pemeliharaan, tambak tradisional yang biasanya digunakan untuk memelihara bandeng atau udang bisa dimanfaatkan. Ada beberapa macam kepiting bakau yang bisa kita ketahui: Scylla oceanica: kepiting jenis ini warnanya agak kehijauan serta memiliki garis coklat di hampir semua bagian tubuhnya, terkecuali di bagian perutnya, Scylla serrata: kepiting jenis ini memiliki ciri khas warna keabu-abuan hingga hijau kemerah-merahan, Scylla transquebarica: jenis yang terakhir ini warnanya kehijauan hingga kehitaman dan terdapat sedikit garis coklat pada bagian kaki renangnya. Dibandingkan dua jenis kepiting lainnya, Scylla serrata memiliki ukuran lebih kecil di usia yang sama. Namun dibandingkan yang lain, jenis ini lebih bersaing dan diminati pembeli.
Parameter Kepiting
Suhu | Salinitas | pH | Jumlah Telur | Umur Indukan |
---|---|---|---|---|
22-36 C | 15-33 ppt | 6-8 | 100-1000 | > 1 tahun |
Sifat Kepiting Bakau (Scylla serrata)
- Secara umum, kepiting bakau memiliki sifat dan kebiasaan sebagai berikut:
- Saling menyerang dan kanibalisme. Pada kepiting, kedua sifat ini adalah ciri khas yang paling menonjol, sehingga hal ini pula yang menjadi tantangan dalam usaha pembudidayaan kepiting.
- Kesukaannya berendam di dalam lumpur serta membuat lubang di pematang atau dinding tambak pemeliharaan.
- Kepekaan pada tingkat pencemaran atau polutan.
- Ganti kulit atau molting.
Siklus Hidup Kepiting Bakau (Scylla serrata)
Siklus hidup Kepiting Bakau sejak telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami berbagai macam tahap, yaitu:
Larva Zoea
Siklus hidup Kepiting Bakau sejak telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami berbagai macam tahap, yaitu:
- Sekali perkawinan bisa 3 kali memijah.
- Pelepasan telur bisa terjadi setengah jam dan proses penetasan dapat berlangsung selama 3 hari.
- Proses perkembangan telur hingga penuh berlangsung selama 30 hari.
Larva Zoea
- Pada tahap Zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. Pada stadium ini larva akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.
- Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama yaiu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.
- Pada fase ini tubuh krpiting masih dapat terus membesar.
- Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapaks juga bertambah lebar sekitar 5-10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat memiliki lebar karapaks sebesar 17 cm dan berat 200 gr.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui dan dikerjakan yaitu antara lain:
Biologi Kepiting Bakau
- Reproduksi dilakukan di perairan laut, telur setelah dibuahi ditempelkan di bagian perut, di balik karapag yang berumbai-umbai, dierami selama 10-12 hari, larva kepiting bakau berkembang dari stadia zoea 1-5 selama 18-20 hari, megalopa selama 5-7 hari dan mencapi stadia crablet yang mengalami moulting pada setiap 4-7 hari hingga menjadi bibit berukuran rata-rata 30-50 g/ekor (panjang 2-5 cm) yang dicapai selama 50-70 hari.
- Kualitas air yang dibutuhkan untuk hidup dan dapat tumbuh secara baik yaitu: kadar garam 10-25 ppt, suhu 28-330C, pH 7,5-8,5 dan DO lebih dari 5 ppm.
- Perilaku kepiting bakau bersifat kanibal, kepiting yang tidak sedang moulting sering dijumpai memakan kepiting yang sedang moulting.
- Pakan untuk kepiting bakau yaitu dari berbagai jenis binatang seperti ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan dari limbah pemotongan ayam, juga suka diberi pakan udang yang berupa pelet kering, kelas grower. Pakan larva berupa phytoplankton (Chaetoceros sp, dan Tetraselmis sp) dan zooplankton (Brachionus sp dan Artemia sp)
Cara Budidaya Kepiting Bakau
Ada 4 cara dilakukan berdasarkan tujuan produksi yaitu:
- Pembesaran dari bibit ukuran 30-50 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor
- Penggemukan dari kepiting bakau dari ukuran 100-150 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor
- Produksi kepiting bakau-soka, bercangkang lunak. Masa pemeliharaan biasanya 3-4 minggu.
- Produksi kepiting bakau-bertelur, kepiting bakau betina ukuran 200 g/ekor atau lebih yang penuh telur diperoleh dengan cara ablasi mata. Masa pemeliharaan 1 bulan dan 1-2 minggu setelah ablasi mata dilakukan.
Teknik Budidaya Kepiting Bakau
- Pembesaran dari bibit ukuran 30-50 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor. Dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai situasi dan potensi lokasi budidaya kepiting bakau. Prinsip yang harus dilakukan yaitu kepiting bakau tidak boleh lepas, maka perlu kurungan atau sekeliling tanggul tempat pemeliharaan pagar dari bambu yang cukup rapat. Dihindari dari kemungkinan besar terjadi kanibalisme. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Jika dilakukan sistem tambak disarankan padat tebar 2 ekor/m2. Lama pemeliharaan 3 bulan.
- Penggemukan dari kepiting bakau dari ukuran 100-150 g/ekor menjadi ukuran konsumsi 200-300 g/ekor. Disarankan dipelihara dengan sistem baterei, padat tebar40 ekor/m2. Lama pemeliharaan 3-4 minggu.
- Produksi kepiting bakau-soka, bercangkang lunak. Masa pemeliharaan biasanya 3-4 minggu. Kepiting bakau yang dipelihara berukuran 150-200 g/ekor dan lama pemeliharaan 2-3 minggu. Pergantian kulit ini secara alami dirangsang oleh alam yaitu saat air pasang tertinggi, kemelimpahan pakan. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Cara ini dilakukan untuk mencapai kelulus hidupan sampai 100%.
- Produksi kepiting bakau-bertelur, kepiting bakau betina ukuran 200 g/ekor atau lebih yang penuh telur diperoleh dengan cara ablasi mata. Masa pemeliharaan 1 bulan dan 1-2 minggu setelah ablasi mata dilakukan. Disarankan memakai sistem baterei, dengan padat tebar 40 ekor/m2. Jenis pakan harus kaya akan protein dengan jumlah yang cukup, dari bebrbagai jenis ikan rucah, cumi-cumi dan kerang.
Pemberian Pakan
- Kepiting bakau diberi pakan berbagai jenis pakan dari cumi-cumi, kerang, ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan ayam, atau pelet kering, pakan udang untuk kelas grower. Pakan diberikan 2 kali sehari, dosis 2-3 % dari biomas kepiting bakau.
- Penyakit kepiting bakau dapat dicegah dengan cara menjaga agar kualitas air tetap pada kondisi baik, hindarkan lingkungan menjadi kotor dan pemakaian antibiotik yang cenderung mengendap di dasar tambak.
Cara Pemanenan
- Pada sistem pemeliharaan di tambah dengan pagar bambu, pemanenan dilakukan dengan cara membuang air tambah sampai kedalaman 30 cm lalu kepiting ditangkap dengan alat tongkat bambu yang dibuat seperti ajir.
- Cara ini kurang dianjurkan karena sering menyebabkan capitnya lepas dan harga kepiting bakau akan anjlok.
- Cara yang dianjurkan yaitu membuang air tambak sampai habis, dan kepiting akan lebih mudah ditangkap dengan seser dari bahan bambu. Mengikat kaki kepinting bakau secara benar, hal ini dapat menghindarkan capit kepiting bakau lepas dan cara ini dilakukan untuk memudahkan mengangkutnya.
Semoga Bermanfaat
0 Comments