Cara Pemijahan Ikan Tambakan adalah cara menjadikan ikan tambakan menjadi konsumsi ataupun ikan hias, ikan tambakan memang tidak terlalu populer tetapi ikan ini memiliki nilai gizi yang hampir sama dengan ikan konsumsi lainnya seperti ikan mujaer. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) juga dikenal diberbagai daerah sebagai ikan Terbakan (Jawa Barat), Tambakan (Jawa Tengah), Tambakalang (Jambi), ikan Sapil (Sumsel), dan Biawan (Kalimantan).
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai atau rawa yang cocok dipelihara di kolam yang sirkulasi airnya kurang lancar atau miskin Oksigen. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya.
Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober Perkawinan antara kedua ikan tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung.
Ikan tambakan betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri.
Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan tambakan sudah bisa berenang bebas.
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai atau rawa yang cocok dipelihara di kolam yang sirkulasi airnya kurang lancar atau miskin Oksigen. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya.
Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober Perkawinan antara kedua ikan tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung.
Ikan tambakan betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri.
Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan tambakan sudah bisa berenang bebas.
Parameter Ikan Tambakan
Suhu | pH | Oksigen | Jumlah Telur | Umur Indukan |
---|---|---|---|---|
27-30 | 6-8 | >2 | 10.000-140.000 | >7 Bulan |
Persiapan Pembenihan Ikan Tambakan
- Siapkan kolam tanah atau aquarium sesuai jumlah ikan yang akan di pijahkan dapat secara masal atau sendiri-sendiri
- Siapkan tempat penetasan telur dengan memasukan beberapa tumbuhan air, guna untuk menempatkan telur-telur ikan
- Perbandingan jantan : betina adalah 2:1.
Reproduksi budidaya Ikan Tambakan
- Waktu yang dibutuhkan untuk penetasan telur adalah 1 hari dan larva ikan tambakan akan mulai terlihat pada hari kedua.
- Wadah tersebut ditutup dengan plastik hitam Untuk menjaga ketenangan induk selama proses pemjahan. Diatas wadah pemijahan selain ditutup dengan plastik hitam, juga di tutup dengan triplek atau papan untuk menjaga agar induk tidak melompat.
- Proses pemijahan berlangsung pada malam hari, apabila induk telah memijah akan ditandai dengan bau amis pada wadah pemijahan dan adanya minyak pada permukaan air.
Pemeliharaan Larva budidaya Ikan Tambakan
- Larva ikan tambakan setelah menetas dipelihara diakuarium selama 5-7 hari.
- Serok larva ikan, menggunakan seser kain halus
- Pindahkan pada kolam yang sudah disediakan pakan alami
Pemberian pakan budidaya Ikan Tambakan
- Setelah kuning telur pada ikan tambakan mulai habis berilah ikan dengan pakan alami seperti kutu air, dan pakan alami lainnya, pemberian pakan dapat dilakukan pada hari ke 4-5, sampai berumur 15 hari
- Larva juga dapat diberi makan setelah kuning telurnya habis, yakni pada hari kedua setelah menetas. Frekwensi pemberian makan sebanyak 3 kali sehari, banyaknya kuning telur ayam yang diberikan adalah 1 butir telur untuk 100.000 larva.
- Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan buatan secara berkala
- Pemberian pakan dilakukan pagi hari sebelum jam 9, dan sore hari setelah jam 4
0 Comments