Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20 – 30 0 C. Ikan nila bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas kurang lebih 4 hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan, mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan oleh induk betina. Nila dapat dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor. Secara alami nila memijah pada sarang yang dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang berlumpur.
Parameter Ikan NilaIkan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20 – 30 0 C. Ikan nila bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas kurang lebih 4 hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan, mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan oleh induk betina. Nila dapat dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor. Secara alami nila memijah pada sarang yang dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang berlumpur.
Suhu | pH | Oksigen | Jumlah Telur | Umur Indukan |
---|---|---|---|---|
20-30 C | 6-8,5 | >4 | 250-1100 | >4bulan |
Perbedaan Jantan dan Betina Ikan Nila:
Jantan :
- Warna tubuh cerah dan memiliki satu buah lubang kelamin, yang bentuknya memanjang dan berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dan air seni;
- Warna sirip memerah terutama pada saat matang kelamin.
Betina :
- Warna tubuh agak pucat dan memiliki 2 (dua) buah lubang kelamin, lubang pertama. berada dekat anus, bentuknya seperti bulan sabit berfungsi sebagai tempat keluarnya telur.
- Lubang ke dua berada dibelakangnya, bentuknya bulat yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni.
Baca Juga : Cara Pembenihan Ikan Black Ghost
PEMELIHARAAN INDUK
- Dosis pemberian pakan adalah 3% dari bobot biomas untuk lima hari pertama pemijahan dan 2 – 2,5% untuk lima hari berikutnya sampai panen larva.
- Penurunan dosis pemberian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bahwa sebagian induk betina sedang mengerami telur dan larva. Pakan yang diberikan harus cukup mengandung protein (28 – 30 %).
- Selama pemijahan debit air diatur dalam dua tahap, yakni 5 hari pertama lebih besar dan 5 hari kedua lebih kecil. Debit air dalam 5 hari pertama adalah dalam rangka meningkatkan kandungan oksigen dalam air, memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap.
- Sedangkan untuk 5 hari kedua debit air hanya dimaksudkan untuk mengganti air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa melimpaskan air ke kolam. Hal ini untuk menghindari hanyutnya larva juga menghindari limpasnya pakan alami yang terdapat di kolam pemijahan, sebagai makanan awal bagi larva.
Baca Juga : Cara Pembenihan Budidaya Ikan Baronang
Pemijahan ikan nila berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberapa sistim antara lain:
Pemijahan Secara Tradisional/Alami
Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila membutuhkan sarang (Ijuk) dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar kolam oleh induk jantan untuk memikat induk betina tempat bercumbu dan memijah, sekaligus merupakan wilayah teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain.
Kegiatan pemijahan alami meliputi antara lain;
1) Persiapan Kolam
- Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk yang akan dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran 250 - 500 gr perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan yang membuat sarang berbentuk kobakan didasar kolam dengan diameter kira-kira 50 cm dan akan mempertahankan kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya.
- Kobakan tersebut akan digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam pemijahan. Oleh karena itu jumlah ikan jantan setiap luasan kolam tergantung pada berapa banyak kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada dasar kolam tersebut. Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar
2) Pemberian pakan
- Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian pakan tambahan mutlak di perlukan. Pemberian pakan tambahan dimaksudkan untuk menjaga stabilitas produktifitas induk karena selama masa inkubasi telur 3-4 hari induk berpuasa sehingga pada proses pemijahan harus cukup cadangan energi dari pakan ikan.
- Pakan tambahan dapat berbentuk dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang atau pellet. Pellet dapat diberikan 3 - 6 % per hari dari bobot induk. Selama proses pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi telur yaitu setelah hari ke 8 - 12.
Pemijahan Secara Intensif
Metode ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa sehingga setelah pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan, induk betina dan larva ikan dalam kolam yang berbeda, dengan demikian pemanenan larva relatif mudah dilakukan dan induk akan lebih produktif karena tidak sering terganggu yang dapat menimbulkan stres dan kematian pada induk.
1) Persiapan kolam
- Kolam pemijahan dibuat dari pagar bambu yang bersekat-sekat antara kolam jantan, kolam betina dan kolam larva.
- Kolam induk jantan (lingkaran I) hanya dapat dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil dari ikan jantan, kolam induk betina (lingkaran II) hanya dapat dilalui larva sedang induk betina tidak dapat keluar dari sekat, dan kolam larva (III) untuk menangkap larva yang dihasilkan.
- Pengolahan dasar kolam dilakukan seperti pada persiapan kolam pemijahan alami.
2) Proses pemijahan
- Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kolam I adalah 4 meter dan kolam II adalah 10 meter, serta luas kolam III adalah 44 meter persegi, maka padat penebaran induk adalah antara induk betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40 ekor jantan 250 - 300 ekor bobot > 500 gr/ekor.
- Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses pemijahan berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar dari kolam I ke kolam II untuk mengasuh anaknya.
- Di kolam II ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm, selanjutnya larva akan masuk ke kolam III,sedangkan induk betina tetap pada kolam II karena ada sekat. Kolam III hanya dapat dimasuki oleh larva dari kolam II ke kolam III, larva akan terusir dari kolam II, karena tergangguoleh induk betina yang ada.
3) Pemeliharaan
Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3 - 6 %perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh induk dan larva
Baca Juga : Cara Pembenihan Budidaya Ikan Gurame
Penetasan Telur
- Pada ikan nila yang telurnya akan ditetaskan pada corong penetasan harus dilakukan pemanenan telur. Pemanenan telur ikan nila ini dilakukan pada hari ke 9.
- Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil telur dari mulut induk betina ikan nila.
- Sebelum pemanenan terlebih dahulu permukaan air kolam diturunkan sampai ketinggian 10 - 20 cm.
- Jika pemijahan dilakukan di hapa (waring), maka caranya adalah dengan menarik salah satu ujung hapa ke salah satu sudut hapa. dengan hati-hati untuk menghindari induk mengeluarkan telur.
- Karena induk ikan nila jika merasa dalam bahaya atau terdesak akan mengeluarkan telur di sembarang tempat. Hal ini akan menyulitkan dalam mengumpulkan telur ikan nila.
- Pengambilan telur ikan nila dilakukan dengan menangkap induk satu persatu.
- Penangkapan induk dilakukan menggunakan seser kasar dan seser halus. Kedua seser ini digunakan pada saat bersamaan.
- Seser kasar berfungsi untuk menangkap induk sedangkan seser halus berfungsi untuk menampung telur ikan. Seser kasar terletak terletak dibagian bawah.
- Pada saat menangkap induk dilakukan dengan hati- hati agar telur tidak dikeluarkan.
- Cara mengambil telur dari induk betina yaitu dengan memegang bagian kepala ikan. Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan tutup insang.
- Selanjutnya tutup insang di siram air sehingga telur keluar melalui rongga mulut. Selanjutnya telur-telur tersebut ditampung dalam wadah. Hal yang perlu diperhatikan adalah menghindari gerakan induk sekecil mungkin agar telur yang telah keluar tidak berserakan.
- Telur pada wadah penampungan jangan terkena sinar matahari langsung dan diupayakan telur selalu bergerak. Telur yang terlalu lama diam serta kena sinar matahari langsung dapat menimbulkan kematian.
- Telur yang telah bersih dari kotoran dapat dimasukkan ke dalam corong penetasan Pelepasan telur terjadi dalam beberapa kali dalam waktu beberapa menit.
- Waktu yang diperlukan untuk pemijahan tidak lebih dari 10 - 15 menit.
- Sebaiknya induk ikan nila dipijahkan hanya selama 2 tahun saja,
- Selama mengerami telurnya, induk betina tidak pernah makan sehingga badannya kurus.
- Pengeraman terjadi selama 2-3 hari, dan setelah menetas larva masih dijaga oleh induknya selama 6-7 hari.
- Ukuran burayak/larva yang baru menetas antara 0,9 - 10 mm. Burayak yang masih ada dalam mulut induknya mengisap telur kuning yang ada pada tubuhnya selama 4 - 5 hari.
Baca Juga : Cara Pembenihan Ikan Tawes
Pemanenan Benih
Kegiatan pemanenan benih meliputi persiapan penampungan benih, pengeringan kolam, penangkapan benih dan pengangkutan.
- Pemanenan benih ikan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
- Hasil panen benih ikan terdiri dari berbagai ukuran sesuai dengan tahapan pembenihan.
- Hasil dari pendederan berupa benih ikan yang panjangnya 2-3 cm. Pembenihan tahap I menghasilakn benih berukuran 6-8 cm dengan berat 8-10 g/ekor.
- Pembenihan tahap II menghasilkan benih yang berukuran 10-12 cm dengan berat 30-50 g/ekor dan tahap III menghasilkan benih yang berukuran 16-18 cm dengan berat ± 100 g/ekor (Suyanto, 2010).
- Penangkapan benih dilakukan dengan cara ditangkap dengan sekup net besar atau waring. Setelah ditangkap larva dinilaukan kedalam ember dan ditampung dalam hapa halus yang dipasang dikolam tersebut. Saat itu juga larva harus ditebar dikolam pendederan (Arie, 2000).
Menurut Fatimah (2010), pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan dua cara, antar lain :
1) Panen total
- Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan (penangkapan) dibuat seluas 1 m² di depan pintu pengeluaran sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
- Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan secepatnya dan hati – hati agar ikan tidak terluka.
2) Panen sebagian atau panen selektif
- Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan di panen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak).
- Ikan nila yang tidak terpilih sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5 – 1,0 ppm selama 1 jam sebelum dikembalikan ke kolam (karena biasanya terluka akibat jaring).
Semoga Bermanfaat
0 Comments